Jumat, November 21, 2008

RO Fanfic 05

Lolongan serigala mulai terdengar mendekat, membuat siapapun yang mendengarnya menjadi waspada. Jade dan Cherlia berdiri saling membelakangi untuk mengantisipasi jika terjadi serangan mendadak. Mereka cukup yakin akan dapat memenangkan pertempuran ini. "Toh mereka hanya serigala," pikir Jade. Jade melihat Rehyas menunjuk ke salah satu sudut di mana terdapat beberapa pasang mata yang menyala kekuningan. Tanpa pikir panjang, Jade segera berlari ke arah kedua mata itu dan menusukkan pedangnya tepat di antara kedua mata itu. Saat itu juga terdengar suara erangan serigala yang kesakitan. Itu pun merupakan tanda bahwa pertempuran telah dimulai. Jade bergerak cepat, ia mengibaskan pedangnya ke serigala lain yang sedang terdiam di dekatnya. Kemudian, ia mulai menggunakan Bash untuk menghabisinya.

"Increase Agility!" Cherlia berteriak. Suaranya tidak terlalu jelas di tengah-tengah pertempuran. Jade hanya tersenyum dan mengangguk padanya. Gerakan Jade telah bertambah cepat. Kakinya terasa begitu ringan dan lincah. Jade menunggu salah satu serigala mendekat dan segera menebasnya dengan pukulan keras. Serigala itu segera terjatuh dan menyusul serigala lainnya menjadi korban tebasan Jade. Meskipun Jade sudah semakin kuat daripada sebelumnya, beberapa ekor serigala berhasil menyerang Jade dengan giginya yang tajam. Jade merasa sedikit nyeri di bagian kaki dan punggung yang disebabkan oleh gigitan beberapa ekor serigala. "Cherlia, mundur!!" kata Jade. Cherlia segera melompat mundur dan meng-cast Heal pada Jade. Jade memanfaatkan kesempatan itu untuk menusukkan pedangnya ke tanah dan mengeluarkan ledakan Magnum Break-nya. Beberapa serigala di sekitarnya mulai terbakar oleh api ledakan Magnum Break. Beberapa orang Archer pun ikut membantunya dan mulai memanah serigala-serigala yang masih bertahan dari serangan Magnum Break milik Jade.


Cherlia berusaha membantu Jade bergerak dari tengah hujan panah yang menghujani para serigala itu. "Sebelah sini kita serahkan pada Rehyas," kata Jade. Mereka melihat Rehyas yang sedang membidik seekor serigala dan memanahnya tepat di kepalanya. "Nice shot...," komentar Jade. Jade dan Cherlia segera berlari menuju pintu masuk kota Payon dan menunggu serangan. Mereka melihat beberapa serigala masih berkeliaran di sekitar pintu barat dan timur Payon, namun pintu masuknya malah lebih aman. Mungkin para serigala menghindari jalan utama ke kota Payon. Tapi, masih ada juga sebagian kecil serigala yang 'nekat' mendekati pintu masuk utama, yang berakibat tertebasnya tubuh mereka. "Bash!!" teriak Jade saat seekor serigala melompat ke arahnya. Serigala itu terkena Bash tepat di perutnya.

Serigala yang berusaha masuk melalui pintu utama semakin banyak. Jade mulai merasa kesulitan menghadapi serbuan para serigala. "Jade, kau tak apa-apa?" tanya Cherlia. "Yah," jawab Jade. Meskipun ia mengatakan bahwa ia tak apa-apa, jelas terlihat bahwa tubuhnya sudah basah oleh keringat. "Kayaknya cape banget ya?" kata Cherlia. "Nggak kok. Belum seberapa," jawab Jade. Ia tidak ingin kabur dari pertempuran; tidak di hadapan Cherlia. Ia terus mengibaskan pedangnya tanpa arah dan membunuh beberapa ekor serigala. Namun, sekeras apapun ia berusaha, tenaganya tetaplah terbatas. Pertahanannya mulai menurun dan beberapa serigala mulai mengerumuni dan menggigit dan mencakarnya. Saat itulah dua orang gadis menampakkan diri dari kegelapan malam dan mengeluarkan dua buah sihir Thunder Storm yang mengenai para serigala di sekitar Jade (termasuk Jade sendiri). Kemudian seorang Assassin berwajah cool melompat ke arah seekor serigala yang masih sadarkan diri dan menebasnya menggunakan Katar-nya.

"Sharlean!? Carish!? Jarred!?" kata Jade sambil berusaha berdiri dengan menggunakan pedangnya sebagai penopang. Carish nyengir saat bertemu dengannya. "Gue cari ke mana-mana, eh, dia di sini lagi asyik sama Cherlia," kata Sharlean. "Hey, siapa yang 'lagi asyik'??" kata Jade. "Nggak lihat di sini lagi perang kecil-kecilan!?" kata Jade. "Whatever lah...tapi kita boleh dong ikut bertempur? Nggak ada salahnya kan tambah tiga orang lagi?" kata Sharlean. Jade mengangguk. Sharlean segera mengeluarkan Fire Bolt untuk menghajar seekor serigala di belakang Jade menggunakan api yang dilemparkan secara bertubi-tubi. "Eh, tapi Thunder Bolt kalian berdua sakit juga ya...?" kata Jade yang agak tersinggung karena baru saja terkena Thunder Bolt. Sharlean tertawa dan menggunakan Thunder Bolt ke arah Jade sekali lagi. "Jangan!" kata Jade sambil melompat menghindari sambaran petir. Jade segera memilih untuk berlari ke arah beberapa serigala di sisi lain kota daripada terkena sambaran petir dari Lightning Bolt atau Thunder Storm milik Sharlean.

Jade melihat keadaan sekitar setelah pertempuran berakhir. Payon yang sebelumnya merupakan kota yang damai telah berubah hanya dalam satu malam. Mereka memang sudah memenangkan pertempuran, tapi korban yang jatuh tidaklah sedikit. Cherlia segera melakukan upacara pemakaman (berhubung ia seorang Acolyte, yang berarti adalah calon Priest). Setelah upacara selesai, Jade segera menghampiri Cherlia. Ia duduk di sebelahnya dengan wajah muram. "C, ada yang ingin kubicarakan," kata Jade. Wajahnya tampak begitu serius. Cherlia yang menatapnya tampak cemas. "Apa ada masalah?" tanyanya. Mereka segera berjalan menuju sungai kecil yang mengalir di sebelah barat kota Payon. Suasana tampak begitu indah dan tenang di tempat itu. Tak ada mayat prajurit ataupun serigala yang tergeletak di tanah. Jade terdiam selama beberapa saat.

"Maaf," katanya singkat.

"Untuk apa?" tanya Cherlia yang juga kebingungan.

"Aku tak bisa melindungimu saat pertempuran kemarin malam. Malah aku yang kesulitan melawan serigala sebanyak itu," kata Jade. "Nggak usah dipikirin lah. Melawan serigala sebanyak itu kan memang susah," kata Cherlia berusaha menghibur Jade. "Tapi aku telah berjanji untuk melindungimu, makanya kubilang kau jangan jauh-jauh dariku," kata Jade. Cherlia tersenyum dan menepuk bahu Jade. "Dasar...," katanya. "Gue serius nih...," kata Jade. "Jadi orang jangan terlalu serius begitu. Nanti nggak ada yang suka lho," kata Cherlia. "Eh? Maksudnya?" kata Jade. "Ya, gitu deh," balas Cherlia. "Hey, jangan ngomong yang aneh-aneh ya," kata Jade. "Nah, kalau lebih santai begitu kan enak," kata Cherlia tersenyum manis. Jade hanya bengong saat menatapnya. "Ya udah, balik yuk," kata Jade.

***

Sementara itu, pasukan Valkyrie milik Odin sudah siap untuk bertempur. Mereka hanya tinggal menunggu perintah dari Odin sendiri. "Ascrath sang Lord Knight, Altrinna sang Soul Linker, Eldrigo sang Taekwon Master, Dellia sang Sniper, Raine sang Gypsy, Ascalard sang High Priest, Arsean sang Gunslinger, dan Fionelle sang Ninja," kata Odin menyebutkan nama-nama delapan orang Valkyrie kepercayaannya. "The Eight Valkyries of Valhalla - Delapan Valkyrie dari Valhalla, kalian tidak boleh mengecewakanku. Beberapa hari lagi kita akan berangkat bersama dengan para pasukan kita," kata Odin. Delapan orang yang disebut dengan Eight Valkyries of Valhalla berlutut dan memberi hormat. Setelah Odin mempersilakan mereka untuk meninggalkan ruangan, mereka segera berjalan perlahan meninggalkan kamar tempat Odin duduk di atas takhtanya.

"Sebentar lagi, gerbang menuju dunia yang baru akan terbuka," kata iblis Baphomet yang sedang bersembunyi di salah satu pilar di ruangan itu. "Ya, dan saat gerbang dibuka, para pendosa itu akan menerima hukuman mereka," balas Odin. "Ya, Tuanku Odin," jawab Baphomet dengan nada hormat. Odin sadar, Baphomet bukanlah iblis yang dapat dipercaya. Ia sudah memiliki rencana sendiri untuk Baphomet. Ia pun sadar bahwa penghormatan yang diberikan Baphomet kepadanya hanya merupakan topeng belaka untuk menutupi diri sang iblis yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar