Minggu, November 16, 2008

RO Fanfic 02

Setelah beberapa saat yang cukup melelahkan (dan juga mengasyikkan), Jade duduk di sebuah kursi panjang yang terletak di depan dinding tinggi yang mengelilingi kota Prontera. Dari sana, ia dapat melihat Sharlean yang sedang asyik dengan seekor Lunatic. "Kasihan Lunaticnya," komentar Jade. Cherlia hanya tertawa saat mendengarnya. Ia duduk di sebelah Jade. "Jadi, kau benar-benar ingin menjadi Crusader?" tanya Cherlia. Jade mengangguk. "Kenapa?" tanya Cherlia lagi. "Entahlah...mungkin karena aku ingin melindungi teman-temanku," jawab Jade. "Nah, mulai deh...," kata Cherlia. "Mulai apa?" tanya Jade. "Mulai lagi lebainya...," kata Cherlia. "Hey, aku serius lho," kata Jade. "Ya, ya...whatever," balas Cherlia, tersenyum. Jade hanya bisa melongo saat menatapnya tersenyum. "Btw, kita lanjut latihan yuk," kata Jade sambil berdiri.

"Itukah dia?" tanya seorang Assassin yang sedang mengintai Jade dan Cherlia. "Ya," jawab seorang gadis Stalker di sebelahnya. Tampaknya mereka tidak menyadari kehadiran Sharlean karena ia berada cukup jauh dari Jade dan Cherlia. Assassin dan Stalker itu mengendap-endap melalui pepohonan yang tersebar luas di daerah itu. Ia menggenggam erat Katar-nya, bersiap untuk menyerang. Sesaat kemudian Katar sang Assassin telah bertemu dengan mata pedang milik Jade.

"Hampir saja...," kata Jade sambil berusaha menahan serangan mendadak yang dilakukan Assassin itu. Wajah sang Assassin tidak begitu jelas karena tertutup oleh rambutnya yang berwarna hitam. Di tangan lainnya, Assassin itu telah siap menghajar Jade menggunakan Katar yang lain. Ia berhasil melukai sisi kanan leher Jade, namun Jade sempat menghindarinya sehingga akibatnya tidak fatal. "Siapa kau?" tanya Jade sambil mengusap darah yang menetes dari lukanya. "Bagi seorang Assassin, nama tidaklah penting...," kata Assassin itu sambil berlari ke arah Jade. Jade gagal menghindari serangan kedua dari Assassin yang tampaknya tidak kenal ampun itu. Kedua Katar sang Assassin berhasil menebas tubuhnya. "Magnum Break!" teriak Jade sambil menancapkan pedangnya ke tanah dan membuat ledakan berukuran sedang di sekelilingya guna membuat Assassin itu melompat menjauh.

"Heal!!" kata Cherlia, mengeluarkan sihir untuk menyembuhkan luka Jade. Lukanya tidak sembuh sempurna, namun luka di tubuhnya berhasil disembuhkan. Jade melihat ke arah Cherlia. "C, awas!! Di belakang!" teriaknya. Ia melihat seorang Stalker wanita tepat berada di belakang Cherlia. Cherlia segera berbalik. "Ruwach!!" teriaknya, memanggil cahaya suci ke arah Stalker yang berada di hadapannya dan mmbuatnya terpukul mundur sedikit sehingga ia dapat memberi waktu pada Jade untuk menyerang. Jade yang sudah berada di dekat Stalker itu segera mengangkat pedangnya dan menebas Stalker itu. "Bash!!" teriaknya. Stalker itu berhasil melompat mundur. "Tak kusangka...masih anak-anak tapi lumayan juga," kata Stalker itu. "Perkenalkan, namaku Shera," kata Stalker itu. "Apa yang kau inginkan!?" tanya Jade. "Kami hanya mencari kesenangan dengan menghabisi manusia-manusia lemah seperti kalian ini," jawab Shera. Jade segera mempererat pegangannya pada pedang. Seandainya Shera menyerangnya, ia akan menggunakan Magnum Break sehingga ia tidak bisa menghindar dengan mudah. "Tinggalkan kami," kata Cherlia. "Ya, tapi setelah partnerku menghabisi kalian," kata Shera tersenyum. Jade segera menyadari bahwa sang Assassin telah melesat ke arah Cherlia dan siap menusuknya dengan kedua Katar di kedua tangannya. Jade mengambil inisiatif untuk berdiri di depan Cherlia dan menahan serangan Assassin itu. Namun, ia hanya berhasil menahan salah satu Katarnya, sedangkan Katar lainnya mengenai perutnya. "Bodoh...," kata sang Assassin. Jade hanya bisa menahan rasa sakit di perutnya sambil menatap ke arah Cherlia. "Lari...," katanya.

Cherlia menggeleng. Ia tidak ingin meninggalkan temannya di dalam pertempuran. "Heal! Heal!" katanya sambil melakukan sihir Heal berkali-kali. "Percuma, senjataku telah kuberikan unsur Poison sehingga sihir penyembuh takkan bisa menyembuhkannya," kata sang Assassin. "Enchant Poison?" tanya Jade sambil memegangi lukanya. "Cherlia, gunakan Cure!" kata Jade. "Nggak bisa! Aku belum belajar sihir itu!!" kata Cherlia. Assassin itu segera melesat lagi ke arah Jade. "Jade, cepat! Genggam tanganku!!" kata Cherlia. Jade segera melakukan apa yang diperintahkan. "Jangan lepaskan!!" kata Cherlia. Jade mengangguk sambil menahan sakit di perutnya. "TELEPORT!!" teriaknya. Jade merasakan pemandangan di sekitarnya berputar-putar dan semakin menghilang. Selanjutnya, mereka telah terjatuh di sebuah hutan yang ditumbuhi pohon-pohon yang cukup tinggi.

"Ini...di mana?" tanya Jade. "Entahlah. Tapi yang pasti kita terpisah dari Sharlean. Ayo, kita harus cari jalan keluar," kata Cherlia. Cherlia menyadari bahwa Jade masih memegangi lukanya. "Tapi sebelumnya kita cari tanaman untuk menyembuhkan racun," katanya lagi. Jade merasakan pandangan matanya semakin melemah karena racun di tubuhnya. Ia mengikuti Cherlia sambil berusaha keras untuk tidak terjatuh. "Itu," katanya sambil menunjuk sebuah tanaman yang berwarna kebiruan. "Menurut buku yang pernah kubaca, tanaman ini berkhasiat untuk menyembuhkan racun yang cukup ringan. Tampaknya racun yang digunakan oleh Assassin tadi begitu bahaya, jadi kurasa kita bisa menggunakan tanaman ini," kata Cherlia. "Dasar...kau ini memang rajin baca buku ya...," kata Jade. "Bukan saatnya bercanda! Sini kubersihkan lukamu," katanya sambil mengeluarkan sebotol Holy Water dari sakunya. "Holy Water memiliki unsur suci yang dapat digunakan untuk pembersihan," katanya. "Sudahlah, aku nggak gitu ngerti," kata Jade. Cherlia menghela nafas panjang dan mulai meneteskan Holy Water di luka Jade. "Auw...," kata Jade. "Tahan sebentar. Mau sembuh nggak??" katanya. "Iya, iya," balas Jade. Kemudian, Cherlia mulai membalut luka Jade dengan tanaman yang telah dimurnikan dengan Holy Water. "Yap, kayaknya udah beres," kata Cherlia. "Ok, thanks ya...," kata Jade tersenyum. "Nah, sekarang gimana caranya kita kembal ke Prontera?" kata Cherlia. "Yang penting kita jangan sampai terpisah di hutan begini...bahaya...," kata Jade. Cherlia mengangguk dan mengikuti Jade melangkah ke hutan yang cukup gelap karena tertutup oleh pepohonan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar