Terdengar suara langkah kaki dari luar rumah tempat Jade dan yang lainnya beristirahat. Langkah kaki itu semakin dekat dan semakin cepat. Mau tidak mau, Jade harus segera mengambil pedangnya untuk berjaga-jaga. Niflheim bukanlah tempat yang tepat untuk bersantai. Kematian ada di mana-mana. Langkah kaki yang didengar oleh Jade bukanlah milik satu orang saja. Semakin ia berusaha mendengarkan, langkah yang terdengar semakin banyak dan semakin keras. Jade mengintip keluar melalui jendela tua di dekatnya. Keadaan remang-remang di dalam ruangan itu memudahkannya untuk melihat keluar. Karenanya, Jade dapat melihat dengan jelas keluar jendela, namun apapun yang berada di luar takkan bisa melihatnya dengan mudah. Ia telah mengalaminya sebelum ia bertemu dengan makhluk Gemini-S58 yang baru saja ia lempar keluar rumah.
"Jarred," panggil Jade singkat.
Jarred mengangguk dan menggenggam kedua Katar miliknya. Sharlean, yang juga menyadari akan adanya bahaya yang datang, berdiri dan menatap Jade. Carish sudah tertidur di sebelah Cyriel. "Apa kita bisa menghadapi apapun itu yang berada di luar sana?" kata Sharlean. "Mungkin," jawab Jarred. Sharlean mengintip melalui jendela lain di bagian belakang rumah. Ia melihat seorang wanita Stalker yang diikuti oleh beberapa ekor makhluk besar yang memegang kapak dan senajat lainnya.
"Shera...dan para Orc," katanya singkat.
"Shera sang Stalker?" tanya Jade tercengang. Sharlean mengangguk. "Rupanya ia belum menyerah," kata Jarred. Jade ingin bertanya sesuatu pada Jarred, tapi ia mengurungkan niatnya. Ia mengangkat perisai besarnya dan membuka pintu depan rumah. Di luar, tampak Shera sang Stalker yang tersenyum licik saat ia melihat Jade dan Jarred. Tatapan matanya penuh rasa benci saat ia menatap Jarred.
"Masih hidup, Jarred?" tanya Shera. Jarred tak menjawab.
Seperti dugaan Jade, ada sesuatu antara Shera dengan Jarred, sesuatu yang tak pernah ia ketahui sebelumnya. "Seperti biasa, Shera Mithel," kata Jarred dengan suara rendah, namun Jade dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakannya pada sang Stalker. Shera mengeluarkan dua bilah belati pendek. "Kali ini, aku takkan membiarkanmu pergi hidup-hidup," katanya. "Akan kita lihat...siapakah yang tidak akan keluar hidup-hidup," kata Jarred.
Jarred meluncur maju dan melakukan tusukan berkali-kali menggunakan Katar-nya. Namun, Shera segera menghindarinya dan memberi aba-aba pada pasukan Orc yang menunggu di belakangnya. "Tak ada kata curang ataupun adil di dalam suatu pertempuran, Jarred, itu yang biasa kau katakan," kata Shera. "Yang ada hanyalah...," lanjut Shera, "...kehidupan dan kematian." Jade segera menebas salah satu Orc yang mendekatinya dan menggunakan Grand Cross untuk melukai beberapa ekor Orc lainnya. Sementara itu, Sharlean yang sedang berdiri di belakangnya melepaskan beberapa bola energi berwarna kemerahan untuk menyerang para Orc di sekitar Jade. Terdengar suara ledakan beberapa kali saat bola-bola energi itu mengenai sasaran. Sharlean berlari ke arah Jade dan menggunakan sihir Thunder Storm untuk menciptakan area petir untuk menyerang musuh yang berkumpul di sekitar Jade. "Majulah!" kata Sharlean. Ia terus berusaha menahan musuh-musuh yang mendekat dengan menggunakan bola-bola energi miliknya dan menggunakan beberapa sihir lainnya untuk meledakkan musuh di sekitarnya.
Cherlia terbangun. Ia mendengar suara ledakan dan tebasan di luar rumah. "Carish...," bisiknya, membangunkan Carish yang tengah tertidur. Cyriel yang terkejut oleh suara ledakan yang cukup keras juga terbangun. "Apa yang terjadi?" tanya Cherlia. "Entahlah, sepertinya mereka sedang bertempur," kata Carish sambil berusaha berdiri. Ia melangkah menuju pintu depan dan melihat Jade, Sharlean, dan Jarred sedang menahan pasukan Shera Mithel dengan seluruh kemampuan mereka.
"Jade!" panggil Cherlia. Ia segera menggunakan sihir Heal saat melihat tubuh Jade yang dipenuhi luka akibat pukulan para Orc. "Cherlia! Masuk ke dalam rumah! Kau masih belum kuat untuk bertempur sekarang!" teriak Jade sambil mengayunkan pedangnya dan menebas leher salah satu Orc. Darah segar memercik ke tanah saat Orc itu terjatuh perlahan. "Sial! Jumlah mereka terlalu banyak!" kata Jade pada Jarred. Sharlean masih menggunakan beberapa sihir miliknya untuk meledakkan dan memukul monster-monster di sekelilingnya.
Udara terasa semakin dingin seiring dengan memanasnya pertempuran. Shera Mithel tampak tersenyum penuh kemenangan di kejauhan. Jade merasakan seekor Orc berhasil menebas punggungnya dengan menggunakan kapak yang cukup besar. Ia dapat merasakan rasa sakit berkumpul di punggungnya. "Heal!" teriak Cherlia. Luka Jade menutup sedikit, namun ia harus segera melanjutkan pertempuran. Ia mengibaskan pedangnya berkali-kali dan menyebabkan beberapa Orc di sekitarnya terjatuh. "Reflect Shield!" katanya. Aura pelindung muncul di sekitar tubuh Jade. Aura itu tak dapat menahan semua serangan yang diarahkan padanya, namun cukup membantu untuk melawan musuh yang menyerang langssung sekaligus.
Sementara itu, Shera melangkah menuju Carish yang sedang berdiri di dekat Cherlia. "Lama tak bertemu, Carish," katanya. Carish berusaha memikirkan sesuatu untuk melawannya, namun sebelum ia berhasil mengeluarkan sihir apapun, Shera menggenggam pergelangan tangannya dan menariknya menjauh dari Cherlia.
"Jarred!" panggil Shera. Jarred segera menghentikan pertempuran dan menatap ke arah Shera. Ia melihat Carish berdiri di sebelah Shera. "Carish!" teriaknya. Ia berusaha mendekat untuk merebut Carish, namun Shera melemparkan dua buah pisau beracun ke arahnya. Jarred berhasil menghindar, tapi Shera sudah mengarahkan sebuah pisau lainnya ke leher Carish. "Kau mendekat, dia mati," katanya. "Kau...," kata Jarred penuh kemarahan. Jade segera membunuh seekor Orc yang berusaha menyerang Jarred dari belakang dan segera berdiri di sebelah Jarred. "Jangan lengah!" kata Jade sambil menebas Orc lainnya menggunakan Holy Cross.
Cherlia berlari mendekati Jade dan Jarred bersama dengan Sharlean dan Cyriel. Sementara itu, Hansen dan Darlen sedang berusaha membuka jalan menggunakan serangan masing-masing. Hansen yang sudah cukup terlatih dalam menggunakan pukulan-pukulan yang mematikan berhasil menjatuhkan beberapa ekor Orc bertubuh besar dalam beberapa saat. "Cherlia! Jangan mendekat!" kata Jade. Ia melihat seekor Orc yang akan memukul Cherlia. Oleh karena itu, Jade segera menggunakan Sacrifice pada Cherlia untuk memindahkan rasa sakit yang ia terima pada dirinya sendiri. "Heal!" teriak Cherlia sambil menggunakan sihir penyembuh. "Jade, jangan bertindak bodoh!" kata Cherlia. Jade segera mengangkat pedangnya dan mengumpulkan kekuatan suci di bagian ujung pedangnya. "Grand Cross!" katanya sambil menusukkan pedangnya ke tanah untuk menghasilkan ledakan kekuatan suci di sekelilingnya. Cherlia berdiri di dekat Jade. "Aku akan membantumu," kata Cherlia. Para Orc semakin mendekat. Mereka tampak marah karena Jade dan yang lain telah membunuh banyak anggota mereka.
Saat itu, Jade merasakan ada kekuatan lain menyelimuti mereka. Sharlean juga dapat merasakannya dengan jelas. Kekuatan yang memberikan mereka kemampuan lebih. Kemampuan untuk bertempur. Kemampuan untuk melindungi. Cherlia menatap Jade dan tersenyum. "Inikah...Resonance?" tanya Jade pada dirinya sendiri. Tubuhnya terasa ringan. Ia mendapat kecepatan lebih daripada saat ia diberikan sihir Increase Agility oleh Cherlia. Selain itu, pedangnya terasa lebih kuat dan lebih lincah, seolah-olah ada energi yang tak tampak mengelilingi pedangnya. Ia segera maju untuk menebas para Orc di hadapannya. Setiap tebasan yang ia lakukan diikuti oleh sejenis hembusan energi dari pedang menuju tangannya. Para Orc itu terjatuh hanya dalam satu tebasan. "Sharlean! Habisi mereka dengan Thunder Storm!!" teriak Jade. Sharlean mengerti dan mengeluarkan Thunder Storm. Anehnya, sihir itu keluar dalam jumlah besar dan ukuran dua kali lipat lebih besar. Jade terus menebas para Orc menggunakan kekuatan sihir di pedangnya. Ia dapat menghasilkan ledakan besar hanya dengan melakukan beberapa tebasan sekaligus.
"Sekarang...GRAND CROSS!!" teriaknya keras.
"Lord of Vermillion!" teriak Sharlean keras.
"Sonic Blow!" teriak Jarred, mengikuti dua orang temannya.
Grand Cross dan Lord of Vermillion terjadi lebih kuat daripada biasanya. Serangan gabungan keduanya terasa mematikan dan daya penghancurnya meningkat drastis. Sementara itu, efek Sonic Blow berbeda dari biasanya. Serangan itu mampu menghancurkan beberapa ekor musuh sekaligus di sekitar Jarred. Serangan itu juga semakin kuat dan mematikan. "Saatnya mengalahkan Shera!" teriak Jade.
"Tunggu!" kata Jarred sambil menahan Jade, "Shera Mithel adalah mangsaku."
"Jarred," panggil Jade singkat.
Jarred mengangguk dan menggenggam kedua Katar miliknya. Sharlean, yang juga menyadari akan adanya bahaya yang datang, berdiri dan menatap Jade. Carish sudah tertidur di sebelah Cyriel. "Apa kita bisa menghadapi apapun itu yang berada di luar sana?" kata Sharlean. "Mungkin," jawab Jarred. Sharlean mengintip melalui jendela lain di bagian belakang rumah. Ia melihat seorang wanita Stalker yang diikuti oleh beberapa ekor makhluk besar yang memegang kapak dan senajat lainnya.
"Shera...dan para Orc," katanya singkat.
"Shera sang Stalker?" tanya Jade tercengang. Sharlean mengangguk. "Rupanya ia belum menyerah," kata Jarred. Jade ingin bertanya sesuatu pada Jarred, tapi ia mengurungkan niatnya. Ia mengangkat perisai besarnya dan membuka pintu depan rumah. Di luar, tampak Shera sang Stalker yang tersenyum licik saat ia melihat Jade dan Jarred. Tatapan matanya penuh rasa benci saat ia menatap Jarred.
"Masih hidup, Jarred?" tanya Shera. Jarred tak menjawab.
Seperti dugaan Jade, ada sesuatu antara Shera dengan Jarred, sesuatu yang tak pernah ia ketahui sebelumnya. "Seperti biasa, Shera Mithel," kata Jarred dengan suara rendah, namun Jade dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakannya pada sang Stalker. Shera mengeluarkan dua bilah belati pendek. "Kali ini, aku takkan membiarkanmu pergi hidup-hidup," katanya. "Akan kita lihat...siapakah yang tidak akan keluar hidup-hidup," kata Jarred.
Jarred meluncur maju dan melakukan tusukan berkali-kali menggunakan Katar-nya. Namun, Shera segera menghindarinya dan memberi aba-aba pada pasukan Orc yang menunggu di belakangnya. "Tak ada kata curang ataupun adil di dalam suatu pertempuran, Jarred, itu yang biasa kau katakan," kata Shera. "Yang ada hanyalah...," lanjut Shera, "...kehidupan dan kematian." Jade segera menebas salah satu Orc yang mendekatinya dan menggunakan Grand Cross untuk melukai beberapa ekor Orc lainnya. Sementara itu, Sharlean yang sedang berdiri di belakangnya melepaskan beberapa bola energi berwarna kemerahan untuk menyerang para Orc di sekitar Jade. Terdengar suara ledakan beberapa kali saat bola-bola energi itu mengenai sasaran. Sharlean berlari ke arah Jade dan menggunakan sihir Thunder Storm untuk menciptakan area petir untuk menyerang musuh yang berkumpul di sekitar Jade. "Majulah!" kata Sharlean. Ia terus berusaha menahan musuh-musuh yang mendekat dengan menggunakan bola-bola energi miliknya dan menggunakan beberapa sihir lainnya untuk meledakkan musuh di sekitarnya.
Cherlia terbangun. Ia mendengar suara ledakan dan tebasan di luar rumah. "Carish...," bisiknya, membangunkan Carish yang tengah tertidur. Cyriel yang terkejut oleh suara ledakan yang cukup keras juga terbangun. "Apa yang terjadi?" tanya Cherlia. "Entahlah, sepertinya mereka sedang bertempur," kata Carish sambil berusaha berdiri. Ia melangkah menuju pintu depan dan melihat Jade, Sharlean, dan Jarred sedang menahan pasukan Shera Mithel dengan seluruh kemampuan mereka.
"Jade!" panggil Cherlia. Ia segera menggunakan sihir Heal saat melihat tubuh Jade yang dipenuhi luka akibat pukulan para Orc. "Cherlia! Masuk ke dalam rumah! Kau masih belum kuat untuk bertempur sekarang!" teriak Jade sambil mengayunkan pedangnya dan menebas leher salah satu Orc. Darah segar memercik ke tanah saat Orc itu terjatuh perlahan. "Sial! Jumlah mereka terlalu banyak!" kata Jade pada Jarred. Sharlean masih menggunakan beberapa sihir miliknya untuk meledakkan dan memukul monster-monster di sekelilingnya.
Udara terasa semakin dingin seiring dengan memanasnya pertempuran. Shera Mithel tampak tersenyum penuh kemenangan di kejauhan. Jade merasakan seekor Orc berhasil menebas punggungnya dengan menggunakan kapak yang cukup besar. Ia dapat merasakan rasa sakit berkumpul di punggungnya. "Heal!" teriak Cherlia. Luka Jade menutup sedikit, namun ia harus segera melanjutkan pertempuran. Ia mengibaskan pedangnya berkali-kali dan menyebabkan beberapa Orc di sekitarnya terjatuh. "Reflect Shield!" katanya. Aura pelindung muncul di sekitar tubuh Jade. Aura itu tak dapat menahan semua serangan yang diarahkan padanya, namun cukup membantu untuk melawan musuh yang menyerang langssung sekaligus.
Sementara itu, Shera melangkah menuju Carish yang sedang berdiri di dekat Cherlia. "Lama tak bertemu, Carish," katanya. Carish berusaha memikirkan sesuatu untuk melawannya, namun sebelum ia berhasil mengeluarkan sihir apapun, Shera menggenggam pergelangan tangannya dan menariknya menjauh dari Cherlia.
"Jarred!" panggil Shera. Jarred segera menghentikan pertempuran dan menatap ke arah Shera. Ia melihat Carish berdiri di sebelah Shera. "Carish!" teriaknya. Ia berusaha mendekat untuk merebut Carish, namun Shera melemparkan dua buah pisau beracun ke arahnya. Jarred berhasil menghindar, tapi Shera sudah mengarahkan sebuah pisau lainnya ke leher Carish. "Kau mendekat, dia mati," katanya. "Kau...," kata Jarred penuh kemarahan. Jade segera membunuh seekor Orc yang berusaha menyerang Jarred dari belakang dan segera berdiri di sebelah Jarred. "Jangan lengah!" kata Jade sambil menebas Orc lainnya menggunakan Holy Cross.
Cherlia berlari mendekati Jade dan Jarred bersama dengan Sharlean dan Cyriel. Sementara itu, Hansen dan Darlen sedang berusaha membuka jalan menggunakan serangan masing-masing. Hansen yang sudah cukup terlatih dalam menggunakan pukulan-pukulan yang mematikan berhasil menjatuhkan beberapa ekor Orc bertubuh besar dalam beberapa saat. "Cherlia! Jangan mendekat!" kata Jade. Ia melihat seekor Orc yang akan memukul Cherlia. Oleh karena itu, Jade segera menggunakan Sacrifice pada Cherlia untuk memindahkan rasa sakit yang ia terima pada dirinya sendiri. "Heal!" teriak Cherlia sambil menggunakan sihir penyembuh. "Jade, jangan bertindak bodoh!" kata Cherlia. Jade segera mengangkat pedangnya dan mengumpulkan kekuatan suci di bagian ujung pedangnya. "Grand Cross!" katanya sambil menusukkan pedangnya ke tanah untuk menghasilkan ledakan kekuatan suci di sekelilingnya. Cherlia berdiri di dekat Jade. "Aku akan membantumu," kata Cherlia. Para Orc semakin mendekat. Mereka tampak marah karena Jade dan yang lain telah membunuh banyak anggota mereka.
Saat itu, Jade merasakan ada kekuatan lain menyelimuti mereka. Sharlean juga dapat merasakannya dengan jelas. Kekuatan yang memberikan mereka kemampuan lebih. Kemampuan untuk bertempur. Kemampuan untuk melindungi. Cherlia menatap Jade dan tersenyum. "Inikah...Resonance?" tanya Jade pada dirinya sendiri. Tubuhnya terasa ringan. Ia mendapat kecepatan lebih daripada saat ia diberikan sihir Increase Agility oleh Cherlia. Selain itu, pedangnya terasa lebih kuat dan lebih lincah, seolah-olah ada energi yang tak tampak mengelilingi pedangnya. Ia segera maju untuk menebas para Orc di hadapannya. Setiap tebasan yang ia lakukan diikuti oleh sejenis hembusan energi dari pedang menuju tangannya. Para Orc itu terjatuh hanya dalam satu tebasan. "Sharlean! Habisi mereka dengan Thunder Storm!!" teriak Jade. Sharlean mengerti dan mengeluarkan Thunder Storm. Anehnya, sihir itu keluar dalam jumlah besar dan ukuran dua kali lipat lebih besar. Jade terus menebas para Orc menggunakan kekuatan sihir di pedangnya. Ia dapat menghasilkan ledakan besar hanya dengan melakukan beberapa tebasan sekaligus.
"Sekarang...GRAND CROSS!!" teriaknya keras.
"Lord of Vermillion!" teriak Sharlean keras.
"Sonic Blow!" teriak Jarred, mengikuti dua orang temannya.
Grand Cross dan Lord of Vermillion terjadi lebih kuat daripada biasanya. Serangan gabungan keduanya terasa mematikan dan daya penghancurnya meningkat drastis. Sementara itu, efek Sonic Blow berbeda dari biasanya. Serangan itu mampu menghancurkan beberapa ekor musuh sekaligus di sekitar Jarred. Serangan itu juga semakin kuat dan mematikan. "Saatnya mengalahkan Shera!" teriak Jade.
"Tunggu!" kata Jarred sambil menahan Jade, "Shera Mithel adalah mangsaku."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar