Segalanya tampak berputar. Jade dapat merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya. Ia dapat melihat Cherlia menggenggam tangannya sekuat tenaga, yang hampir membuatnya berteriak kesakitan. Namun ia sadar bahwa jika Cherlia melepaskan genggamannya, maka ia pun akan terbawa ke dalam aliran yang tampak seperti aliran waktu di sekitarnya. Jade menatap Cherlia yang juga tampak khawatir.
"Cherlia," panggilnya. Cherlia menatap ke arahnya dan tersenyum. "Apa yang terjadi?" tanya Jade. "Entahlah, kurasa kita sedang dipindahkan ke Juno," katanya singkat. Jade berusaha bersikap tenang. Di mana yang lain? Pikirnya. Sesaat kemudian, mereka mendarat di suatu tempat yang tampak seperti sebuah kerajaan tua. Tidak banyak orang berjalan di tempat itu. Beberapa orang yang mereka temui mengenakan pakaian yang cukup unik, pelindung kepala dari besi yang dihiasi dengan banyak bulu putih dan sepatu besi berwarna kebiruan. "Di mana kita sekarang?" kata Jade. "Juno, kurasa," jawab Cherlia. Mereka segera berlari menuju tempat yang sepi di antara rumah-rumah di sekitar mereka. "Kurasa bukan ide yang bagus untuk memperlihatkan diri secara terbuka di Juno," kata Jade. Cherlia mengangguk. "Di mana yang lain?" tanya Cherlia. "Entahlah, aku tak melihat mereka sejak tadi," jawab Jade.
Beberapa saat kemudian, mereka mendengar suara langkah kaki. Suara itu terdengar seperti suara langkah kaki para pasukan yang akan maju berperang. Jade berusaha melihat ke arah asal datangnya suara. Tampak olehnya puluhan prajurit berpakaian dan bersenjata lengkap sedang berbaris sepanjang jalan menuju istana yang terletak di bagian utara kota. Prajurit-prajurit itu memakai pelindung kepala yang sama dengan yang dilihat Jade dan Cherlia sebelumnya. Di antara mereka, Jade dapat melihat Carish sedang digiring masuk ke dalam areal istana. "Di mana Jarred?" tanya Jade. Cherlia mengangkat bahu. "Apa ia terpisah dari Carish?" gumam Jade.
"Bawa gadis itu masuk!" perintah salah seorang di dalam istana. Seorang Gunslinger sedang berdiri di dekat pintu gerbang istana sambil menggenggam kedua pistolnya. "Baik, Tuan Arsean," kata salah seorang prajurit yang menarik Carish mengikutinya ke dalam istana. "Valkyrie," kata Jade. Ia pernah mendengar tentang Valkyrie dari Ardelle saat ia mendengarkan salah satu ceramahnya (yang biasanya membosankan). Jade tak pernah melupakan istilah itu..."Valkyrie". Saat itu, Jade menyadari bahwa Jarred, Sharlean, Cyriel, Hansen, dan Darlen sedang mengawasi mereka. Ia sudah cukup terlatih untuk mengetahui apabila mereka sedang diawasi. Ia segera berdiri dan berbisik kepada mereka. "Kalian keluarlah," bisiknya. Jarred melompat dan mendarat di sebelah Jade, diikuti dengan Sharlean, Cyriel, Hansen, dan Darlen. "Apa yang terjadi?" tanya Jade.
"Carish tertangkap. Ia terlepas ketika kami sedang memasuki ruang perpindahan dimensi yang kita lalui saat melakukan teleportasi," kata Jarred.
"Jadi, kita akan menolongnya, kan?" tanya Jade.
"Tidak semudah itu. Kau lihat seseorang yang menjaga pintu gerbang tadi? Namanya adalah Arsean, salah seorang Valkyrie dengan class Gunslinger," kata Sharlean. "Aku pernah melawannya sewaktu berada di Geffen. Kekuatannya melebihi dugaanku," kata Sharlean. "Lalu, bagaimana kau dapat mengalahkannya?" tanya Cherlia. "Dengan bantuan Carish. Seorang Gunslinger tidak memiliki pertahanan sihir yang cukup kuat, jadi kami menggabungkan kekuatan untuk mengalahkannya. Saat itu, sihir Lord of Vermillion berhasil kugunakan. Tapi aku tak yakin mampu melakukannya lagi tanpa bantuan Carish. Arsean dapat menghentikan pembacaan mantra sihirku hanya dengan menggunakan tembakannya," jelas Sharlean.
Cyriel duduk di sebelah Darlen. Ia sedang berusaha menciptakan potion yang dapat membantu mereka dalam melawan Arsean. Cyriel segera menciptakan sebuah tongkat sihir yang terbuat dari energi untuk membantunya menyalurkan kekuatan sihirnya pada ramuan di hadapannya. "Kita membutuhkan sesuatu yang dapat membantu kita melewati Arsean tanpa disadarinya...," kata Cyriel. "Maksudmu, sebuah ilusi?" tanya Sharlean. "Yap, bagus...ramuan ilusi. Resepnya pernah kubaca di perpustakaan sekolah beberapa waktu yang lalu, jadi kurasa takkan sulit untuk membuatnya," kata Cyriel. "Jadi, setelah kita berhasil menolong Carish, baru kita akan menyerang Arsean. Jade, kau dapat menahan serangan jarak jauhnya, kan?" tanya Cyriel. Saat itu, ia melihat luka di sekujur tubuh Jade. "Oh, maaf, aku lupa...," katanya. Jade menatap sedih. Ia ingin ikut bertempur, tapi luka-lukanya tak memungkinkannya untuk melakukan pertempuran terkecil sekalipun. Luka-luka yang didapatnya dari ledakan yang terjadi pada saat mereka bertempur melawan Shera terasa begitu menyakitkan.
Cyriel menuang ramuan buatannya ke dalam sebuah botol panjang yang biasa ia gunakan untuk menyimpan larutan kimia. "Nah, ramuan ilusi sudah berhasil dibuat. Sekarang kita harus memikirkan bagaimana kita akan keluar dari tempat itu dan mencari Yggdrasil Flower," kata Cyriel.
"Aku bisa menggunakan sihirku untuk melindungi kalian...," kata Jade.
"Tidak, Jade! Lukamu masih cukup parah!" kata Cherlia dengan wajah agak kesal.
"Kalau begitu, aku akan melawannya saat kalian melarikan diri bersama dengan Carish. Dengan sedikit keberuntungan, aku dapat memberikan serangan yang cukup menyakitkan pada Gunslinger sialan itu," kata Jarred. Tampaknya ia sedang kesal karena Carish-nya ditahan di istana milik seorang Valkyrie.
Jade mengeluarkan sebotol potion berwarna kemerahan dan menuangnya di atas lukanya yang terbuka lagi. Ia meringis kesakitan saat potion itu mengenai lukanya. "Baiklah," kata Jade, "tapi jika terjadi sesuatu, kami akan kembali untuk membantumu bertempur." Jarred mengangguk.
Beberapa saat kemudian, mereka mendengar suara langkah kaki. Suara itu terdengar seperti suara langkah kaki para pasukan yang akan maju berperang. Jade berusaha melihat ke arah asal datangnya suara. Tampak olehnya puluhan prajurit berpakaian dan bersenjata lengkap sedang berbaris sepanjang jalan menuju istana yang terletak di bagian utara kota. Prajurit-prajurit itu memakai pelindung kepala yang sama dengan yang dilihat Jade dan Cherlia sebelumnya. Di antara mereka, Jade dapat melihat Carish sedang digiring masuk ke dalam areal istana. "Di mana Jarred?" tanya Jade. Cherlia mengangkat bahu. "Apa ia terpisah dari Carish?" gumam Jade.
"Bawa gadis itu masuk!" perintah salah seorang di dalam istana. Seorang Gunslinger sedang berdiri di dekat pintu gerbang istana sambil menggenggam kedua pistolnya. "Baik, Tuan Arsean," kata salah seorang prajurit yang menarik Carish mengikutinya ke dalam istana. "Valkyrie," kata Jade. Ia pernah mendengar tentang Valkyrie dari Ardelle saat ia mendengarkan salah satu ceramahnya (yang biasanya membosankan). Jade tak pernah melupakan istilah itu..."Valkyrie". Saat itu, Jade menyadari bahwa Jarred, Sharlean, Cyriel, Hansen, dan Darlen sedang mengawasi mereka. Ia sudah cukup terlatih untuk mengetahui apabila mereka sedang diawasi. Ia segera berdiri dan berbisik kepada mereka. "Kalian keluarlah," bisiknya. Jarred melompat dan mendarat di sebelah Jade, diikuti dengan Sharlean, Cyriel, Hansen, dan Darlen. "Apa yang terjadi?" tanya Jade.
"Carish tertangkap. Ia terlepas ketika kami sedang memasuki ruang perpindahan dimensi yang kita lalui saat melakukan teleportasi," kata Jarred.
"Jadi, kita akan menolongnya, kan?" tanya Jade.
"Tidak semudah itu. Kau lihat seseorang yang menjaga pintu gerbang tadi? Namanya adalah Arsean, salah seorang Valkyrie dengan class Gunslinger," kata Sharlean. "Aku pernah melawannya sewaktu berada di Geffen. Kekuatannya melebihi dugaanku," kata Sharlean. "Lalu, bagaimana kau dapat mengalahkannya?" tanya Cherlia. "Dengan bantuan Carish. Seorang Gunslinger tidak memiliki pertahanan sihir yang cukup kuat, jadi kami menggabungkan kekuatan untuk mengalahkannya. Saat itu, sihir Lord of Vermillion berhasil kugunakan. Tapi aku tak yakin mampu melakukannya lagi tanpa bantuan Carish. Arsean dapat menghentikan pembacaan mantra sihirku hanya dengan menggunakan tembakannya," jelas Sharlean.
Cyriel duduk di sebelah Darlen. Ia sedang berusaha menciptakan potion yang dapat membantu mereka dalam melawan Arsean. Cyriel segera menciptakan sebuah tongkat sihir yang terbuat dari energi untuk membantunya menyalurkan kekuatan sihirnya pada ramuan di hadapannya. "Kita membutuhkan sesuatu yang dapat membantu kita melewati Arsean tanpa disadarinya...," kata Cyriel. "Maksudmu, sebuah ilusi?" tanya Sharlean. "Yap, bagus...ramuan ilusi. Resepnya pernah kubaca di perpustakaan sekolah beberapa waktu yang lalu, jadi kurasa takkan sulit untuk membuatnya," kata Cyriel. "Jadi, setelah kita berhasil menolong Carish, baru kita akan menyerang Arsean. Jade, kau dapat menahan serangan jarak jauhnya, kan?" tanya Cyriel. Saat itu, ia melihat luka di sekujur tubuh Jade. "Oh, maaf, aku lupa...," katanya. Jade menatap sedih. Ia ingin ikut bertempur, tapi luka-lukanya tak memungkinkannya untuk melakukan pertempuran terkecil sekalipun. Luka-luka yang didapatnya dari ledakan yang terjadi pada saat mereka bertempur melawan Shera terasa begitu menyakitkan.
Cyriel menuang ramuan buatannya ke dalam sebuah botol panjang yang biasa ia gunakan untuk menyimpan larutan kimia. "Nah, ramuan ilusi sudah berhasil dibuat. Sekarang kita harus memikirkan bagaimana kita akan keluar dari tempat itu dan mencari Yggdrasil Flower," kata Cyriel.
"Aku bisa menggunakan sihirku untuk melindungi kalian...," kata Jade.
"Tidak, Jade! Lukamu masih cukup parah!" kata Cherlia dengan wajah agak kesal.
"Kalau begitu, aku akan melawannya saat kalian melarikan diri bersama dengan Carish. Dengan sedikit keberuntungan, aku dapat memberikan serangan yang cukup menyakitkan pada Gunslinger sialan itu," kata Jarred. Tampaknya ia sedang kesal karena Carish-nya ditahan di istana milik seorang Valkyrie.
Jade mengeluarkan sebotol potion berwarna kemerahan dan menuangnya di atas lukanya yang terbuka lagi. Ia meringis kesakitan saat potion itu mengenai lukanya. "Baiklah," kata Jade, "tapi jika terjadi sesuatu, kami akan kembali untuk membantumu bertempur." Jarred mengangguk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar