Jade melangkah perlahan-lahan menuju bagian belakang istana. Semua tampak aman di belakang sana. Ia dapat melihat Jarred yang sedang mengendap-endap mendekati Arsean yang masih berdiri di dekat pintu gerbang masuk istana. Beberapa saat kemudian, terdengar suara tembakan beberapa kali. Tampaknya Jarred sudah memulai pertempuran dengan Arsean. Jade berusaha untuk tidak mempedulikan suara tembakan yang terus terdengar. Di hadapannya, muncul beberapa makhluk yang menyerupai tengkorak yang dapat berjalan. Tengkorak-tengkorak itu masing-masing menggenggam sebilah pedang. Jade segera memberi tanda pada Cherlia untuk tetap berjalan dekat dengannya. Kemudian, tanpa pikir panjang, Jade segera menggunakan pedangnya untuk membunuh beberapa tengkorak di hadapannya.
"Giliranku...," kata Sharlean, "Jupitel Thunder!"
Bola-bola kebiruan meluncur dari jari tangannya dan memberikan efek kejutan yang cukup kuat pada tengkorak sasarannya. Sharlean terus melakukan Jupitel Thunder pada beberapa tengkorak yang terus bermunculan. Sementara itu, Cyriel sedang melemparkan beberapa buah botol yang berisi racun yang cukup kuat. Saat racun di dalamnya mengenai tubuh para tengkorak, baju besi yang mereka kenakan meleleh seketika sehingga mempermudah Jade dalam melakukan tebasan langsung ke tubuh para tengkorak.
"Hansen, Darlen!! Kalian bantu Jarred!" teriak Jade saat ia mendengar suara tembakan berikutnya. "Kurasa ia takkan mampu mengalahkan Gunslinger itu sendirian," lanjutnya. Hansen dan Darlen segera mengangguk dan berlari meninggalkan mereka. Jade mulai merasa kesal terhadap para tengkorak yang terus berdatangan. "Semua minggir!!" katanya. Cherlia, Cyriel, dan Sharlean segera melompat mundur menjauhi Jade. Saat itu, Jade memutar pedangnya dengan cepat dan menancapkannya ke tanah. "Grand...Cross," katanya. Cahaya putih berbentuk salib tercipta di bawah pedang Jade dan menghancurkan semua tengkorak di sekitarnya.
Luka Jade tampak terbuka. Ia jatuh berlutut ke tanah. "Sial...," katanya. Ia dapat merasakan Heal milik Cherlia yang diarahkan padanya, namun sihir itu hanya dapat mengurangi sedikit rasa sakitnya. Darah masih menetes dari luka di sekujur tubuhnya. "Jade, kau tunggu di sini, kami akan masuk ke dalam," kata Sharlean saat ia melihat bahwa Jade tidak mampu melanjutkan pertempuran. "Tapi...," kata Jade. "Nggak ada tapi, Cherlia, kau temani Jade, pastikan dia nggak kabur ke dalam," kata Sharlean. Cherlia mengangguk.
Jade duduk di bawah pohon terdekat. Ia meletakkan pedangnya di sebelah kanannya. Cherlia masih sibuk melakukan sihir Heal padanya, meskipun hal itu tidak banyak membawa hasil. "Sudahlah...," kata Jade. Cherlia tersenyum dan duduk di sebelahnya. "Bangunkan aku kalau mereka kembali," kata Jade. Ia bersandar di bahu Cherlia dan menutup matanya, tertidur.
Sementara itu, Jarred sedang berusaha menghindari tembakan-tembakan dari Arsean. Hansen sudah berusaha melakukan beberapa pukulan pada Arsean, namun serangan-serangan itu dapat dihindari dengan mudah. Bahu kiri Jarred telah tergores oleh peluru yang dimuntahkan oleh pistol yang digenggam Arsean. "Kalian masih belum menyerah juga?" kata Arsean sambil mengarahkan kedua pistolnya pada Jarred. Sesaat berikutnya, peluru meluncur dari pistol Arsean dan mengarah tepat ke wajah Jarred. Saat itu, Jarred telah melemparkan sebuah pisau beracun ke arah Arsean dan pisau itu berhasil mengenai tubuhnya. Tanpa ragu, Jarred segera melompat ke sisi kanan untuk menghindari peluru dan meluncur ke arah Arsean. Ia melakukan beberapa tebasan menggunakan Katar-nya dan menendang wajah Arsean sebelum ia melompat mundur.
"Kaulah yang akan menyerah, Gunslinger...," kata Jarred sambil menggenggam erat kedua Katar-nya.
"Giliranku...," kata Sharlean, "Jupitel Thunder!"
Bola-bola kebiruan meluncur dari jari tangannya dan memberikan efek kejutan yang cukup kuat pada tengkorak sasarannya. Sharlean terus melakukan Jupitel Thunder pada beberapa tengkorak yang terus bermunculan. Sementara itu, Cyriel sedang melemparkan beberapa buah botol yang berisi racun yang cukup kuat. Saat racun di dalamnya mengenai tubuh para tengkorak, baju besi yang mereka kenakan meleleh seketika sehingga mempermudah Jade dalam melakukan tebasan langsung ke tubuh para tengkorak.
"Hansen, Darlen!! Kalian bantu Jarred!" teriak Jade saat ia mendengar suara tembakan berikutnya. "Kurasa ia takkan mampu mengalahkan Gunslinger itu sendirian," lanjutnya. Hansen dan Darlen segera mengangguk dan berlari meninggalkan mereka. Jade mulai merasa kesal terhadap para tengkorak yang terus berdatangan. "Semua minggir!!" katanya. Cherlia, Cyriel, dan Sharlean segera melompat mundur menjauhi Jade. Saat itu, Jade memutar pedangnya dengan cepat dan menancapkannya ke tanah. "Grand...Cross," katanya. Cahaya putih berbentuk salib tercipta di bawah pedang Jade dan menghancurkan semua tengkorak di sekitarnya.
Luka Jade tampak terbuka. Ia jatuh berlutut ke tanah. "Sial...," katanya. Ia dapat merasakan Heal milik Cherlia yang diarahkan padanya, namun sihir itu hanya dapat mengurangi sedikit rasa sakitnya. Darah masih menetes dari luka di sekujur tubuhnya. "Jade, kau tunggu di sini, kami akan masuk ke dalam," kata Sharlean saat ia melihat bahwa Jade tidak mampu melanjutkan pertempuran. "Tapi...," kata Jade. "Nggak ada tapi, Cherlia, kau temani Jade, pastikan dia nggak kabur ke dalam," kata Sharlean. Cherlia mengangguk.
Jade duduk di bawah pohon terdekat. Ia meletakkan pedangnya di sebelah kanannya. Cherlia masih sibuk melakukan sihir Heal padanya, meskipun hal itu tidak banyak membawa hasil. "Sudahlah...," kata Jade. Cherlia tersenyum dan duduk di sebelahnya. "Bangunkan aku kalau mereka kembali," kata Jade. Ia bersandar di bahu Cherlia dan menutup matanya, tertidur.
Sementara itu, Jarred sedang berusaha menghindari tembakan-tembakan dari Arsean. Hansen sudah berusaha melakukan beberapa pukulan pada Arsean, namun serangan-serangan itu dapat dihindari dengan mudah. Bahu kiri Jarred telah tergores oleh peluru yang dimuntahkan oleh pistol yang digenggam Arsean. "Kalian masih belum menyerah juga?" kata Arsean sambil mengarahkan kedua pistolnya pada Jarred. Sesaat berikutnya, peluru meluncur dari pistol Arsean dan mengarah tepat ke wajah Jarred. Saat itu, Jarred telah melemparkan sebuah pisau beracun ke arah Arsean dan pisau itu berhasil mengenai tubuhnya. Tanpa ragu, Jarred segera melompat ke sisi kanan untuk menghindari peluru dan meluncur ke arah Arsean. Ia melakukan beberapa tebasan menggunakan Katar-nya dan menendang wajah Arsean sebelum ia melompat mundur.
"Kaulah yang akan menyerah, Gunslinger...," kata Jarred sambil menggenggam erat kedua Katar-nya.